## Tragedi Demo di Gedung DPR: Satu Jiwa Melayang, Konten Kreator Serang Ahmad Sahroni
Demo besar-besaran yang melibatkan ribuan mahasiswa dan buruh di depan Gedung DPR RI selama dua hari terakhir berujung duka. Seorang pengemudi ojek online (ojol) menjadi korban jiwa setelah terlindas mobil rantis Barracuda milik Brimob yang melaju kencang di tengah massa pengunjuk rasa di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. Tragedi ini juga mengakibatkan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Kejadian memilukan ini memicu gelombang kecaman dan pertanyaan mendalam tentang penanganan demonstrasi oleh aparat keamanan.
Insiden berdarah tersebut semakin memicu kemarahan publik, terlebih dengan pernyataan-pernyataan kontroversial yang sebelumnya dilontarkan oleh beberapa anggota DPR RI. Salah satu yang menjadi sorotan tajam adalah Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. Konten kreator Ferry Irwandi, melalui unggahan terbarunya di media sosial, secara tegas menyatakan bahwa Sahroni memiliki andil besar dalam memantik situasi yang berujung pada tragedi tersebut.
“Ingat @ahmadsahroni88, mulut sampah Anda punya andil yang besar dari semua rangkaian buruk dan duka ini. Nyawa yang melayang, korban yang terluka, dan keluarga yang ditinggalkan,” tulis Ferry Irwandi dalam caption postingannya pada Jumat, 29 Agustus 2025. Ferry Irwandi tidak gentar dengan kekayaan dan pengaruh Sahroni, bahkan menyatakan, “Anda adalah salah satu pihak yang harus bertanggung jawab atas semua kekacauan ini. Camkan itu baik-baik!” Ia pun menantang Sahroni untuk berdiskusi baik di forum podcast maupun di pengadilan.
Pernyataan kontroversial Sahroni yang sebelumnya menyebut para pendemo yang menuntut pembubaran DPR sebagai “orang tolol sedunia” menjadi pemantik kemarahan publik. Pernyataan tersebut dianggap menghina dan menginjak-injak harga diri rakyat Indonesia. Kekecewaan publik semakin memuncak mengingat beberapa anggota DPR RI lainnya juga dinilai kurang empati terhadap kondisi ekonomi rakyat yang tengah sulit.
Selain Ahmad Sahroni, beberapa anggota DPR RI lainnya juga menjadi sasaran kritik warganet. Nama Eko Patrio (Eko Hendro Purnomo) dan Uya Kuya (Surya Utama) misalnya, yang sempat viral karena membuat konten joget-joget di Gedung DPR setelah sidang paripurna. Aksi tersebut dianggap sebagai tindakan yang memprovokasi dan memperlihatkan sikap acuh terhadap aspirasi rakyat. Meskipun menuai kecaman luas di media sosial, keduanya nampaknya tidak merasa bersalah dan bahkan tetap memproduksi konten-konten yang dinilai menantang rakyat.
Tragedi demo di Gedung DPR ini bukan hanya menyoroti pentingnya penegakan hukum dan perlindungan hak-hak demonstran, tetapi juga mempertanyakan etika dan tanggung jawab moral para wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya. Peristiwa ini mendesak dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja DPR RI dan peningkatan kualitas komunikasi antara pemerintah dengan rakyat untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa di masa mendatang. Investigasi yang transparan dan tuntas terkait insiden tewasnya pengemudi ojol juga sangat diperlukan untuk memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.
**Kata Kunci:** Demo Gedung DPR, Ahmad Sahroni, Tragedi Demo, Korban Jiwa, Rantis Brimob, Mahasiswa, Buruh, Pembubaran DPR, Eko Patrio, Uya Kuya, Konten Kreator, Ferry Irwandi, Demo Ricuh, Jakarta Pusat.